Selasa, 03 Januari 2012

Sekilas Pembahasan: Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang  secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sebelum masuk ke pembhasan yang lebih lanjut, ada baiknya kita mengetahui apa definisi dari media itu sendiri. Media disebut perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.asosiasi Teknologi dan komunikasi pendidikan (association of education and communication technology/AECT) di amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970)menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Sementara itu, Briggs(1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya adalah buku, film, kaset, film bingkai. Asosiasi pendidikan nasional (National Education Assosiation/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.

Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dalam mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat factor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media.
Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga adalah factor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahana media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bias digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah di jinjing dan dipindahkan.
Factor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Hakikat dari pemilihan media pada hakikatnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang bersangkutan.

Perkembangan Media Pendidikan
Apabila kita melihat perkembangnnya, pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Namun sayang karena terlalu memusatkan perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek desain, pengembangn pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasiny. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad pertengahan ke-20, alat visual untuk mengkongkretkan ajaran (presentasi) ini dilengkapi dengan adanya alat audio sehingga kita kenal dengan adanya alat audio visual atau audio visual aids (AVA).
Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/ media tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada di dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain, ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya hádala media pendidikan dan penerima pesannya hádala siswa atau guru.
Ada bebereapa factor yang menghambat atau penghalang proses komunikasi, penghambat tersebut biasa dikenal dengan istilah barriers, atau noises.
Kita kenal adanya hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, dan hambatan fisik seperti kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh.
Media presentasi sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan agar kemasannya lebih menarik dan membuat siswa merasa tertarik untuk memperhatikan, sangat membantu masalah-masalah seperti Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain.

Oleh: Indra Rakhman, S.Pd.


Referensi:
Dep. P dan K. (1979). Pengantar ke Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Dirjen Perguruan Tinggi
Sagala, syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Subiyanto. (1998). Pendidikan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sadiman, Arif, Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito. (2001). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Persada Grafindo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih...