Selasa, 03 Januari 2012

Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Model Multiple Intelligences

Pembelajaran membaca harus didasarkan pada tujuan membaca dan diarahkan pada penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Alasan utama orang membaca adalah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkannya dari sumber bacaan sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan suatu pembelajaran yang dapat menfasilitasi siswa dalam belajar membaca pemahaman guna mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya dari sumber bacaan.
Model  multiple intelligences yang diterapkan pada proses pembelajaran dapat menjawab masalah di atas. Penulis meyakini hal ini karena seperti di ungkapkan oleh Gardner (Campbell 2005: 10) bahwa ‘Bahasa adalah contoh kecerdasan manusia yang utama, yang sangat diperlukan bagi masyarakat manusia’. Kalau diperhatikan secara mendalam bahwa Gardner ingin menyampaikan bahwa bahasa memiliki posisi paling tinggi dari semua potensi kecerdasan yang dimiliki manusia jika dikembangkan dengan baik.
Senada dengan pernyataan Gagne, maka Campbell (2005: 10) menambahkan pandangannya mengenai  multiple intelligences terhadap bahasa dari sudut pandang 2 (dua) keterampilan berbahasa yaitu, membaca dan menulis. Beliau menjelaskan bahwa:
  Membaca telah memungkinkan manusia untuk mengetahui objek, tempat, proses, dan konsep yang secara personal kita tidak mengalaminya dan menulis dapat menyebabkan manusia untuk berkomunikasi dengan lainya yang belum pernah saling bertemu. Kemampuan berpikir melalui kata-kata, manusia dapat mengingat, menganalisis, menyelesaikan masalah, merencanakan kedepan, dan mencipta sesuatu.
Pada praktek pembelajaranya model multiple intelligences ini bersandar pada asas utama bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan penuh kontak yang melibatkan semua aspek kepribadian siswa (pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya, serta persepsi masa depan. Maka dengan penjelasan di atas akan menjawab keluhan yang terjadi seperti yang dikemukakan oleh Menurut DePorter and Hernacki (2003: 246) bahwa:
  Membaca sering dianggap tugas yang berat dan sulit. Sering kali seseorang selesai membaca suatu wacana, tetapi ketika diakhir orang tersebut berpikir, “apa yang sudah kubaca tadi?”. Artinya sebuah kesulitan untuk menggali  dan merekam informasi yang ada dalam sebuah wacana atau teks yang telah dibaca, kadang telah dibaca berulangkali pun terasa masih minim informasi yang mampu diingat.

Sejalan dengan penjelasan dari DePorter and Hernacki di atas, mereka menambahkan bahwa kegiatan membaca juga masih diliputi mitos-mitos lainnya. Mitos yang dimaksud adalah, (1) membaca itu sulit (2) kita tidak boleh menggunakan jari ketika membaca (3) membaca harus dilakukan dengan mengeja kata per kata (4) kita harus membaca perlahan supaya dapat memahami isinya.
Mengacu pada keempat mitos tersebut, justru langkah dasar pembelajaranya model multiple intelligences dengan mengacu pada metode quantum learning untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca seseorang adalah dengan menghilangkan mitos tersebut, dan menggantinya dengan cara berpikir sebaliknya, yaitu (1) membaca itu mudah, (2) tidak ada salahnya, membaca dengan menggunakan jari sebagai penunjuk, (3) kita boleh membaca banyak kata sekaligus, (4) kita boleh membaca dengan cepat dan tetap memahami isi bacaan.
Pelaksanaan teknik dari penjelasan di atas dapat diterapkan pada setiap tahapan pembelajaran model multiple intelligences. Adapun tahap-tahap yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
1.    Membangkitkan intelligence, pada tahap ini guru membangkitkan motivasi belajar siswa dengan memberikan pengalaman belajar multiindrawi. Dengan diawali pemberian apersepsi oleh guru, suasana kelas pun dilengkapi dengan perlengkapan audio-visual (active speaker dan digital projector), kemudian siswa bersama guru memberikan games, pemutaran film mengenai motifasi berdurasi pendek atau yel-yel sederhana.
2.    Memperkuat intelligence, pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih aktivitas belajar yang mereka sukai, serta merumuskan masalah, menganalisis masalah, dan merumuskan hipotesis mengenai bahan bacaan dengan cara mefisualisasikan isi bahan bacaan kedalam tampilan gambar di digital projector kemudian, gambar tersebut di buat menjadi sebuah puzzle yang harus disusun oleh siswa secara berkelompok.
3.    Mengajar dengan/untukintelligence, pada tahap ini guru menfokuskan pada pengalaman belajar siswa dengan/untuk intelligence di dalam kelas. Aktivitas ini dapat dilakukan melalui lembar kerja siswa, diskusi dan curah pendapat dalam kelompok yang ditujukan untuk mengumpulkan data dan pengujian hipotesis terhadap materi bahan bacaan tersebut.
4.    Transfer dari intelligencesiswa, pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil kesimpulan mengenai materi bahan bacaan tersebut, dan mengaitkan dengan isu-isu dan tantangan dalam kehidupan keseharian, serta mengadakan evaluasi mengenai hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pembelajaran membaca pemahaman dengan penerapan model multiple intelligences ini dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar membaca sesuai dengan minat dan kemampuan dasar yang dimiliki siswa secara individu. Hal ini dibuktikan dengan adanya aktivitas belajar membaca yang dikolaborasikan dengan aktivitas pengembangan kecerdasan, sehingga tujuan dari penerapan model multiple intelligences ini dapat tercapai sebagaimana mestinya, yaitu untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah siswa dengan cara menfasilitasi siswa dalam pengembangan berbagai ragam kecerdasan dimilikinya.

Oleh: Indra Rakhman, S.Pd.
[Rakhman, Indra (2010) Model Multiple Intelligences dalam Pembelajaran membaca Pemahaman di Kelas V Sekolah Dasar: Bandung. SKRIPSI Tidak Diterbitkan]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih...