Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, salah satu mata pelajaran dibelajarkan di SD adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam mencapai keberhasilan dalam pembelajaranya, mata pelajaran Bahasa Indonesia ini memiliki tujuan khusus seperti yang tertuang dalam KTSP 2006 (Depdiknas, 2008: 107), yang menyebutkan:
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakanya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Keberadaan pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari proses pembelajaran. Kemampuan dan keterampilan sebagai hasil dari pembelajaran yang dimiliki oleh seorang siswa tentunya akan bergantung pada tingkat pendidikan yang diikutinya termasuk di dalamnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan aprsiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. (Resmini dkk. 2006: 31)
Jika diperhatikan lebih seksama pendapat dari Resmini di atas, bahwa pembelajaran Bahasa indonesia lebih menitikberatkan pada komunikasi yang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Agar mampu menguasai keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka dalam proses pembelajaranya siswa diarahkan untuk bisa menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Salah satu keterampilan yang harus dikuaai oleh siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia adalah keterampilan membaca. Kegemaran untuk membaca jelas akan berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan siswa, semakin tinggi tingkat membaca seorang siswa maka semakin tinggi pula pengetahuan yang dikuasainya.
Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Dikatakan unik karena tidak semua manusia, walaupun telah memiliki keterampilan membaca, mampu mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan dirinya atau bahkan menjadikan budaya bagi dirinya sendiri. Dikatakan penting bagi pengembangan pengetahuan, karena presentase transfer ilmu pengetahuan terbanyak dilakukan melalui membaca. Fakta dilapangan menunjukan bahwa masyarakat negara maju ditandai oleh telah berkembangnya budaya baca. Negara-negara yang masyarakatnya sangat maju dan kuat, misalnya, negara Amerika, Jepang Australia, Prancis, dan sebagainya, dalam diri masyarakatnya sudah tertanam kebiasaan membaca yang tinggi. (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 245).
Patut disayangkan, karena di satu sisi membaca merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena membaca ini adalah gerbang awal dari transfer ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dalam kondisi ideal manusia seharusnya selalu meningkatkan intensitas membaca. Tetapi di sisi lain membaca sering kali menjadi sebuah pekerjaan yang langka untuk dilakukan di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia ini. Hal tersebut tidak terjadi pada masyarakat umum saja, bahkan di kalangan siswa pun kadang membaca bukanya menjadi suatu kebutuhan, tetapi seolah-olah menjadi sebuah beban berat yang harus dipikul dalam proses pembelajaran di sekolah tempat mereka belajar.
Keterampilan membaca tidak mudah untuk dipelajari tanpa kesungguhan dalam mempelajarinya. Begitu juga dengan mengajarkan membaca bukan hal yang mudah pula untuk dilakukan, khususnya di kelas lima SD. Berkaitan dengan dua hal tersebut, tidak jarang terjadi masalah dalam kedua aktivitas tersebut, baik itu ketika guru mengajar membaca atau pun ketika siswa belajar membaca. Hal ini bisa dimungkinkan untuk terjadi karena berbagai faktor yang muncul pada siswa kelas lima SD, diantaranya siswa belum memiliki teknik membaca yang belum baik, paradigma siswa yang menganggap membaca itu sebgai sebuah pekerjaan dan bukan suatu kebutuhan, ataupun situasi ketika proses membaca itu berlangsung; baik situasi dari siswa apabila dalam kondisi hati atau jiwa yang memiliki ketertarikan terhadap suatu bacaan maka membaca akan lebih mudah, situasi atau kondisi bacaan yang memang belum tentu sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa, atau mungkin situasi lingkungan yang memang dapat berperngaruh terhadap konsentrasi siswa dalam membaca.
Di SD tempat penulis melaksanakan penelitian, proses pembelajaran membaca yang dilakukan di kelas lima masih kurang mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius dari guru. Pengajaran keterampilan membaca tidak dikembangkan lebih lanjut, hanya sebatas membaca suatu teks bacaan yang dibaca dengan nyaring baik oleh perwakilan siswa atau guru. Dalam pemilihan teks bacaan pun hanya sekedar memanfaatkan teks dari buku paket yang disediakan oleh sekolah tanpa dikaji terlebih dahulu kesesuaianya dengan tingkat perkembangan kognitif siswa kelas lima SD. Sering dilupakan juga oleh kebanyakan guru mengenai kreatifitas isi teks bacaan, apakah membuat siswa tertarik untuk membacanya ataukah tidak, kemudian apakah teks bacaan tersebut memiliki nilai manfaat atau tidak untuk siswa.
Berdasarkan keadaan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelejaran keterampilan membaca di kelas lima SD tersebut masih ditemukan berbagai kekurangan dan kendala, baik dari guru, siswa, ataupun materi bacaan yang digunakan dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat dengan jelas saat siswa diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan teks bacaan yang telah dibaca oleh siswa. Siswa banyak menjawab dengan tidak tepat, selain itu siswa mengalami kesulitan ketika harus menyampaikan isi bacaan yang mereka baca dengan kalimat mereka sendiri. Pada pembelajaran keterampilan membaca ini terlihat siswa belum termotivasi, sehingga mereka cenderung cepat jenuh ketika dalam proses pembelajaran. Di samping itu, guru terkesan malas dan tidak kreatif untuk mencari materi teks bacaan yang menarik untuk siswa. Oleh karena itu jika hal ini dibiarkan, maka akan berdampak buruk pada nilai pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya nilai keterampilan membaca siswa.
Atas dasar keadaan-keadaan yang tergambarkan di atas, penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti hal ini lebih lanjut dengan mencoba menggunakan salah satu model pembelajaran masa kini, yaitu mengajar dengan model multiple intelligences, suatu terobosan baru dalam bidang pengajaran yang dirintis oleh Howard Gardner, untuk meningkatkan potensi dari ragam kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa.
Winataputra (2008: 5.4) mengungkapkan pandanganya, bahwa:
Multiple intelligences/intelegensi majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada sutu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya.
Dari penjelasan yang dipaparkan oleh Winataputra, bahwa model multiple intelligences merupakan sebuah model pembelajaran yang mengutamakan siswa sebagai subjek belajar dan guru bertugas memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan kelebihannya dalam menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Sehingga mereka sanggup menyelesaikan permasalahan sesuai dengan ragam kecerdasan yang mereka miliki.
Ragam kecerdasan yang disebutkan oleh Gardner yaitu, kecerdasan berbahasa (linguistic intelligence), kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence), kecerdasan spasial (spatial intelligence), kecerdasan kinestetik-tubuh (bodily-kinestetic intelligence), kecerdasan musik (musical intelligence), interpersonal (interpersonal intelligence), dan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Dari semua ragam kecerdasan yang ada, kecerdasan berbahasa merupakan salah satu komponen kecerdasan yang paling penting dari enam kecerdasan lainnya. Dikatakan paling penting karena kecerdasan berbahasa ini merupakan kunci untuk membuka pintu kecerdasan lainya. Maka untuk meningkatkan ragam kecerdasan siswa, harus terlebih dahulu meningkatkan kecerdasan berbahasa (linguistic intelligence) siswa.
Berdasarkan hal di atas, secara tidak langsung bahwa salah satu upaya dalam meningkatkan ragam kecerdasan siswa adalah dengan meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, yang salah satunya ditempuh dengan peningkatan keterampilan membaca. Dalam membaca harus memperhatikan kebiasaan cara berfikir yang teratur dan baik, dikarenakan membaca merupakan hal yang sangat kompleks, dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah (Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 246)
Proses pembelajaran membaca dengan menggunakan model multiple intelligences ini dapat membuat siswa kelas lima SD menjadi bersemangat dan termotivasi karena melalui tahapan pembelajaran yang kreatif dan model pembelajaran ini pun memposisikan siswa sebagai pusat belajar dan guru sebagai fasilitator. Oleh karena itu, dengan diambilnya model pembelajaran ini bisa lebih meningkatkan kemampuan membaca siswa khususnya dalam memahami isi teks bacaan yang dibacanya serta kualitas belajar siswa secara umum.
Oleh: Indra Rakhman, S.Pd.
[Rakhman, Indra (2010) Model Multiple Intelligences dalam Pembelajaran membaca Pemahaman di Kelas V Sekolah Dasar: Bandung. SKRIPSI Tidak Diterbitkan]
[Rakhman, Indra (2010) Model Multiple Intelligences dalam Pembelajaran membaca Pemahaman di Kelas V Sekolah Dasar: Bandung. SKRIPSI Tidak Diterbitkan]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih...