Jumat, 13/01/2012 - 14:48
PRLM -- Sudah lebih dari tiga tahun kantin kejujuran dikenalkan kepada masyarakat. Hampir semua sekolah di semua daerah ikut serta mendirikan kantin yang konon menjadi semacam laboratorium kejujuran bagi semua warga sekolah.
Lantas bagaimana sekarang nasib kantin kejujuran ini. Bertahan? Atau malah bangkrut karena lebih banyak nombok daripada memperoleh keuntungan dari kantin yang sepenuhnya mengandalkan kesadaran dan kejujuran pembelinya.
"Iya di sekolah kami sudah tiga tahun. Ya memang selalu saja ada yang tidak bayar dan tidak jujur. Tapi alhamdulillah sampai sekarang masih bertahan. Apalagi sebagian besar barang yang dijual berasal dari siswa juga, dan sekolah hanya menyediakan tempat," kata Ilham, salah satu siswa SMKN 13 saat ditemui dalam acara Peresmian Kantin Kejujuran SD/SMP/SMA/SMK Kota Bandung di SMKN 9 Bandung, Jln. Soekarno Hatta Bandung, Jumat (13/1).
Siswa lainnya dari SMKN 9 Bandung Muhammad Iqbal menuturkan, kantin kejujuran merupakan salah satu upaya pencegahan korupsi sejak dini. Sebab di kantin kejujuran siswa dituntut untuk jujur membeli sesuatu tanpa ada yang mengawasi dan menjaga. "Kalau saya sih optimis kantin kejujuran akan tetap bertahan. Di sekolah kami juga masih ada," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Walikota Bandung Dada Rosada menuturkan, kantin kejujuran ini memang sudah digalakkan sejak lama, bahkan sejak 2008 sejumlah sekolah di Kota Bandung mulai mendirikan kantin kejujuran ini. Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap keberadaan kantin kejujuran ini. "Mana yang berhasil dan mana yang harus dibantu. Dua-duanya kita bantu, yang berhasil sebagai bentuk penghargaan sementara yang tidak berhasil kita evaluasi ruginya karena faktor apa," katanya.
Dada berharap keberadaan kantin kejujuran ini bisa menjadi sebuah gerakan moral dan menjadikan kejujuran sebagai budaya, identitas sekolah, dan masyarakat luas. "Kantin kejujuran ini bisa menjadi simbol ketahanan yang tangguh terhadap korupsi. Perjuangan ini masih terus didorong karena masyarakat kita masih permisif dan cenderung membiarkan perilaku koruptif," tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji menuturkan, saat ini sudah cukup banyak sekolah di Kota Bandung yang berhasil mengaplikasikan kantin kajujuran ini. Ada lebih dari 5 sekolah yang kantin kejujuran di sekolahnya terus berkembang.
"Kita sudah mulai sejak 2008, dan tahun ini ada lagi 21 kantin kejujuran. Yang sudah ada akan terus kita pertahankan, jangan sampai ada yang bangkrut. Oleh karena itu dalam APBD juga disediakan dana sekitar Rp 200 juta untuk kantin kejujuran ini," katanya.
Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar Yuswa Kusuma menuturkan, kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan anti korupsi sejak dini. Oleh karena itu Kejati pun sudah melaksanakan kerjasama atau MoU dengan bupati dan wali kota di Jawa Barat. "Tujuannya tentu ingin meningkatkan kualitas dan ketaatan masyarakat terhadap hukum," ucapnya. (Nuryani/das/"PRLM")***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih...