Senin, 30 Januari 2012

Jalur Ondangan Dibuka-calon Peserta Bisa Ngadaptar Sacara Online


Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012 ngaliwatan jalur ondangan mimitian dibuka dina 1 Pebruari 2012.
Calon peserta bisa ngalakonan pendaftaran sacara online ngaliwatan laman http://undangan.- snmptn.ac.id. Calon peserta miboga waktu cukup panjang pikeun ngalakonan prosés pendaftaran. Panitia SNMPTN netepkeun waktu pendaftaran nepi ka 8 Maret 2012. Saterusna émbaran peserta anu leupas baris dipigawé dina 25 Méi 2012.Saban pendaftar baris nyadiakeun waragad sagedé Rp175.000.
“Kabéh program studi (prodi)- na geus pepek, peserta geus bisa ngalakonan pendaftaran dina 1 Pebruari,“ kecap Pupuhu Umum Panitia Pelaksana SNMPTN 2012 Akhmaloka kamari. Dina seleksi jalur ondangan taun ieu, ungkab manéhna, niley atawa kalulusan UN jadi evaluasi ahir. Hartina, siswa anu niley raporna alus sarta UN na lulus mangka manéhna baris ditarima di PTN anu dilamarna.
Dina SNMPTN 2012 aya béda jeung palaksanaan taun kamari. Dina taun ka tukang, meunangkeun Misi, calon peserta leuwih tiheula ngadaptar SNMPTN. Samentara taun ieu Misi sarta SNMPTN kaintegrasi. Kuota anu disadiakeun pikeun Misi nyaéta 30.000 pikeun sakumna Indonésia anu sumebar di 61 paguron luhur negeri. Diaku ku Akhmaloka, kabéh PTN geus méré kuotana sarta kuota pangbadagna dipiboga ku Universitas Brawijaya.
Samentara éta, ti sagi jumlah kuota mahasiswa anu baris ditarima taun ieu aya kanaékan sagedé 10%. Alatan aya universitas anyar atawa universitas lila anu muka prodi anyar. Pikeun ITB sorangan,tahun ieu nambahan kuota mahasiswana saloba 100 urang.Hal ieu kusabab ayana prodi anyar anu dibuka ITB kawas rekayasa tatanén sarta pileuweungan. Staf Humas ITB Budi Mulyadi ngungkabkeun, humas ngabogaan tugas pikeun jadi penyambung informasi ti panitia puseur ka calon peserta SNMPTN. 
[31/01/2012, Cetak, masita ulfah,Seputar Indonesia]

Sabtu, 28 Januari 2012

UPI Ikut Menjadi Pelaksana Seleksi CPNS

Jakarta, UPI. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) mendukung penyelenggaraan seleksi CPNS 2012 secara transparan, bersih dan objektif. Bentuk kerja sama tersebut berupa keterlibatan 10 perguruan tinggi negeri yang akan menjadi penyelenggara dalam proses rekrutmen dan evaluasi (penilaian) CPNS.
“Men-PAN menilai, di perguruan tinggi negeri sudah ada sistem yang bagus,” ujar Mendikbud, Mohammad Nuh, usai pelantikan Dirjen PAUDNI dan tiga rektor PTN di kantor Kemdikbud, pada Jumat (27/1/2012), sebagaimana diberitakan www.kemdiknas.go.id.
Kesepuluh PTN yang direkomendasikan Mendikbud yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas (Unand), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Ada tiga kriteria pokok yang menjadi dasar rekomendasi. Pertama, PTN harus memiliki sistem serta fasilitas infrastruktur, dari sistem scanning sampai komputerisasi. Kedua PTN tersebut harus sudah teruji secara sistem, yaitu sering digunakan dalam SNMPTN dan teruji dengan baik. Sedangkan kriteria ketiga adalah distribusi. Jadi, PTN-nya bukan cuma yang ada di Jawa, di daerah lain juga ada, tapi tetap memenuhi kriteria pertama dan kedua tadi.
Mendikbud M. Nuh menilai kebijakan ini merupakan langkah bagus untuk mewujudkan rekrutmen CPNS yang transparan. Karena PTN dinilai sebagai badan yang bisa independen dalam melakukan perekrutan CPNS, dan tidak boleh ada intervensi pihak lain dalam mengeluarkan penilaian (evaluasi) CPNS. Hal ini berlaku untuk perekrutan CPNS di pusat, maupun di daerah.
Sebelumnya, pemerintah daerah memang bekerja sama dengan PTN dalam menyelenggarakan seleksi CPNS. Tetapi pada saat pengumuman hasil ujian, bukan PTN yang melakukan, tetapi pejabat pembina kepegawaian (PPK) daerah itu sendiri. Namun untuk ke depannya, Mendikbud mengatakan, kemungkinan akan dilakukan kombinasi antara PTN dengan lembaga pemerintah.
“PTN sebagai pihak yang menilai dari sisi kompetensi akademiknya, sedangkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepegawaian, akan bekerja sama dengan Kementerian PAN dan RB, Lembaga Administrasi Negara (LAN), dan Badan Kepegawaian Negara (BKN),” tutur Menteri Nuh. Dalam waktu dekat, akan dilakukan penandatanganan MoU antara Kemdikbud, Kementerian PAN dan RB, dan kesepuluh rektor PTN yang dimaksud. (Lian)

Senin, 23 Januari 2012

LM2 Se-Priangan Timur: Mapak Raya UPI Kampus Tasikmalaya

Mapak Raya UPI Kampus Tasikmalaya sebagai organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang dunia kepcinta alaman menggelar acara: 

"LM2 (Lomba Mengganbar Mewarnai) 
untuk siswa SD dan PAUD Se-Priangan Timur"

Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2007. Kegiatan LM2 tahun ini mengusung tema“Big Idea for Small World” yang secara harfiah dapat diartikan “Ide Besar untuk Dunia yang Kecil.” Tema tersebut mengandung makna bahwa orang tua seharusnya memberikan penghargaan yang sangat besar terhadap potensi yang dimiliki anak-anaknya. Karena potensi yang senantiasa dilatih dan diarahkan niscaya akan menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa besar manfaatnya. Karena tidak bisa dipungkiri bumi pada beberapa dekade yang akan datang akan berada dibawah tangan-tangan mungil anak-anak hari ini. Sementara itu, tema menggambar seperti tahun-tahun sebelumnya mengusung konsep lingkungan hidup. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menanamkan konsep lingkungan hidup kepada siswa/i SD dan Paud khususnya yang berada di wilayah Priangan Timur.

Selengkapnya, lihat brosur;

Recomended By: Nero Taopik Abdillah
Sumber: 
http://www.facebook.com/opik3rutnyingcet


Minggu, 22 Januari 2012

Hati: Berbicara Semangat

Malam berbalut hitam. 
Mimpi di malam setelah jauh petang. 

Harap hari-hari esok terurut. 
Kerja keras tertuntut. 
Do'a berbuntut. 

Senyum menangkis kesedihan. 
Air mata enggan merayu kebahagiaan. 

Bahagia teramat berkarib air mata. 
Sedih teramat tak kenal senyum. 

"Aku ingin jadi Dokter." 
"Mengapa?" 
"Karena nanti aku bisa mengobati orang sakit." 

"Aku ingin jadi Insinyur." 
"Mengapa?" 
"Karena nanti aku bisa membuat gedung-gedung tinggi dan kuat." 

"Aku ingin jadi Pilot." 
"Mengapa?" 
"Karena nanti aku bisa terbang ke angkasa." 

"Aku ingin jadi Guru." 
"Mengapa?" 
"Karena nanti aku bisa mengajari anak-anak bangsa menjadi anak berprestasi." 

"Aku ingin jadi Koki." 
"Mengapa?" 
"Karena nanti aku bisa masak macam-macam makanan lezat dan sehat ." 

16 tahun terinjak. 

"Ini aku. Punya berjuta mimpi. Mimpi tak pernah mati. Keyakinan memangku semangat menjinjing sekantong harapan. Buku-buku do'a. Cepuk kegigihan. Serutan semangat. Misting kekuatan. Tumbler kepercayaan diri, dan tissue jika ada air mata." 
"Berjuanglah!" 
"Selalu."



Buah karya: Irsyad Nuro [ dengan judul asli: 220112. red ]
Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150399372038239


Ketika Murid TK Berunjuk Rasa Soal Tertib Berlalu Lintas

SUKABUMI, (PRLM).- Puluhan pelajar Taman Kanak-Kanak se-Kota Sukabumi berunjuk rasa, Sabtu (20/1/12). Mereka membawa berbagai poster saat aksi yang berlangsung di lapangan Merdeka. Intinya mereka mendesak agar para pemakan jalan untuk menaati berbagai peraturan berlalu lintas di jalan raya.

Aksi para pelajar berseragam polisi di Lapangan Merdeka Kota Sukabumi itu berlangsung di sela-sela apel besar Road Safety Partnership Action (RSPA). Aksi unjukrasa kali ini, tidak hanya memperoleh tepuk tangan para undangan, Kepala kepolisian Resort (Kapolres) Sukabumi Kota, Ajun Komisaris Besar Witnu Urip Laksana dan Wali Kota Sukabumi, H. Mokh. Muslikh Abdussyukur hanya bisa tersenyum simpul.
"Pokoknya, seluruh pengendara dan pemakai jalan raya untuk menaati peraturan berlalu lintas,” kata salah seorang siswa Taman Kanak-Kanak, Budi kepada "PRLM". (A-162/A-88)***

Teknologi Informasi Jangan Sebatas Alat Curhat


YOGYAKARTA,(PRLM).-Teknologi informasi sebaiknya jangan digunakan sebatas menjadi sarana curahan hati (curhat). Penggunaannya harus lebih produktif, terutama untuk menunjag pembelajaran/perkuliahan.
“Kita banyak mendapatkan internet, blog, black berry, twit dan lainya sebagai curhat sehabis putus pacar, sakit kepala, dan keluhan-keluhan pribadi. Kebiasaan ini sebaiknya diubah. Teknologi informasi sebaiknya menjadi sarana sharing atau tukar pikiran soal ilmu,” kata pengamat dan pakar teknologi informasi Yudi Prayudi, S.Si, M.Kom, Sabtu (21/1).
Ketua Jurusan Teknologi Informasi Fakultas Teknologi dan Informatika Universitas Islam Indonesia tersebut, menyatakan pengubahan kebiasaan curhat ke diskusi ilmu bisa dimulai antara guru dan murid, dosen dan mahasiswanya.
“Guru dan dosen harus mau mengikuti arus zaman informasi, dengan membiasakan penugasan siswa atau mahasiswa dan penyerahan tugas melalui jaringan teknologi informasi atau e-learning. Atau guru atau dosen saling kontak dengan anak didiknya bicara soal pelajaran dan tugas-tugas sekolah atau kuliah,” ujar dia di sela Konferencasi
Nasional Pembalajaran Informatika di Yogyakarta.

Dia beralasan zaman ini anak-anak sekolah maupun mahasiswa lebih banyak menyentuh dan memegang perangkat teknologi informasi seperti handphone, internet dibanding membawa buku-buku sekolah atau kuliah. “Tidak salah jika budaya pengajaran dan perkuliahan mengikuti perkembangan teknologi. Kita manfaatkan teknologi untuk mendukung kuliah dan sekolah,” katanya.(A-84/kur)***

Terapi Seni Menambah Kecerdasan Otak Kanan


JAKARTA, (PRLM).- Pendidikan yang kaku membuat mayoritas anak Indonesia tidak terlalu berani berekspresi. Padahal, seni bisa menjadi pelepasan emosi yang positif dan besar manfaatnya bagi perkembangan anak-anak di masa depan. Hal ini menjadi topik dalam diskusi di Pusat Kebudayaan Amerika.
Konsep Art Therapy atau terapi seni dikenalkan oleh psikolog keluarga Monty Prawiratirta Satiadarma, pada tahun 1990-an. Menurut Monty, bentuk terapi seni bagi anak-anak bisa dikenalkan dalam beragam bentuk; terutama menggambar dengan krayon dan pensil berwarna atau untuk anak di bawah tiga tahun (batita) melalui permainan lilin warna (clay).
Usai diskusi dan workshop “Art Therapy” di @Amerika (Pusat Kebudayaan Amerika) Jakarta, Monty Satiadarma menjelaskan tidak ada batasan umur, kapan seorang anak sudah boleh dikenalkan pada terapi seni. Salah satu peserta bahkan ada yang usianya masih 20 bulan. “Art therapy bisa dikenalkan sejak 2 tahunan lah, tapi tadi ada yang baru 20 bulan. Tetapi motorik halusnya sudah halus, sudah bisa meremas lilin (clay) bahkan tadi bilang mau bikin kue katanya. Memang untuk anak-anak bawah tiga tahun terapi ini baik untuk motorik halus,” demikian ujar psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
Menurut Monty, peraih gelar Doktor untuk hipnoterapi klinis dari American Institute of Hypnotherapy, Irvine, California, pada tahun 2000, terapi seni di Indonesia tidak terlalu dominan, karena keseragaman pola pendidikan. Padahal, otak kiri dan kanan anak harus dibuat seimbang.
Banyak stereotip anak yang berkembang di kalangan anak-anak Indonesia.“Anak Jakarta melakukan aktivitas seni iya, dimana-mana sekolah begitu. Cuma sekolah di Indonesia lebih mengutamakan pendidikan matematis. Jadi kalau anak itu berkembang di bidang seni tidak ada yang banyak perduli. Baru belalangan ini saja perkembangan artisitik dan musikal dikedepankan, itupun masih terbatas. Di Jepang kalau semester pendek anam-anak belajar main musik, di Amerika ya jangan ditanya. Dimana-mana ada. Kalau di Indonesia, semester pendek diisi dengan belajar berhitung,” ujar Monty.
Terapi seni juga digunakan untuk menyembuhkan trauma anak-anak di Aceh pasca tsunami. Dr. Monty Satiadarma diminta oleh UNFPA (United Nations Population Fund, Badan PBB yang mengawasi kesejahteraan perempuan dan anak-anak di dunia) untuk datang ke lokasi pengungsi anak-anak.
Menurut Monty, saat itu metode yang digunakan adalah menggambar dan mendongeng. “Kebanyakan gambar bencana, yang kami sebut analisis apa yang dialami. Setelah sekian lama dilakukan pelatihan-pelatihan menggambar seperti itu, dari yang semula mereka (anak-anak) itu menggambar bencana sekarang mereka menggambar kampung nelayan. Ada perubahan yang cukup bagus, yang semula ‘terancam secara emosional’ (emotional threatens), menjadi ‘menerima’ (acceptance), sekarang “penuh harap” (hopeful),” paparnya.
Sejak 2004 hingga 2005 proses pemulihan trauma anak-anak di Aceh dilakukan terus menerus. Hasil analisis ini sempat dipresentasikan di Fukushima, Jepang, baru-baru ini. Bedanya, kata Monty, di Jepang terapi menggambar dipadukan dengan musik.
Salah satu peserta workshop, pasangan suami istri Miko dan Irene mengaku diskusi dan workshop terapi seni sangat baik dan bermanfaat. Mereka datang bersama putera mereka, Gamaliel, usia 2 tahun. Sejauh ini, Irene mengaku anaknya sudah tertarik pada musik. “Pengenalan warna memang sudah saya kenalkan, cuma memang belum persis seperti yang Pak Monty bilang, karena dia masih kecil juga. Saya sebetulnya lebih suka dia main piano (nanti) tetapi kalau lihat anaknya kelihatannya lebih tertarik pada drum. Memang saya banyak dengar musik sewaktu hamil,” demikian penjelasan Irene.(voa/A-147)***

Hasil UN Menentukan Kelulusan SNMPTN


Jakarta, UPI. Hasil Ujian Nasional (UN) akan menjadi bahan kelulusan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012. Hal tersebut berlaku baik untuk SNMPTN jalur undangan maupun jalur ujian tertulis.
Situs www.kemdiknas.go.id memberitakan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikti Kemdikbud) Djoko Santoso menjelaskan, pada akhir penilaian kelulusan SNMPTN di masing-masing jalur penerimaan tersebut akan dievaluasi menggunakan hasil UN. “Jadi tidak mungkin anak yang (nilai) UN-nya tidak lulus bisa lulus SNMPTN. Jadi itu digunakan untuk evaluasi akhir,” katanya saat memberikan keterangan pers di Kemdikbud, Jakarta, Kamis (19/1/2012).
Ketua Umum Panitia Pelaksana SNMPTN 2012 Ahmaloka menyampaikan, pendaftaran SNMPTN jalur undangan akan dimulai pada 1 Februari – 8 Maret 2012 pukul 22.00 WIB. Adapun pengumuman hasil seleksi pada 25 Mei 2012 pukul 18.00 WIB. “Pengumuman hasil seleksi dilakukan setelah ada pengumuman Ujian Nasional karena UN dijadikan evaluasi akhir SNMPTN,” katanya.
Rektor Institut Teknologi Bandung ini menyampaikan pendaftaran jalur undangan dilakukan secara onlinemelalui laman http://undangan.snmptn.ac.id, yang dapat diakses Jumat (20/1/2012) mulai hari ini pukul 20.00 WIB. Tata cara pengisian borang pendaftaran jalur undangan dapat diunduh mulai 20 Januari 2012.
Adapun biaya pendaftaran seleksi sebanyak Rp 175.000 per siswa. “Tata cara bisa dilihat di websitekarena semua online. Biaya pendaftaran masih sama dengan tahun lalu. Jadi tidak ada perubahan,” katanya.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim menyampaikan, kepala sekolah dapat mendaftarkan siswa, yang memiliki nilai rapor baik, untuk mengikuti seleksi melalui jalur undangan. Seyogianya, kata dia, dari nilai rapor tersebut siswa diterima di jalur undangan. Namun, jika nilai UN-nya rendah maka ada kemungkinan rapor tersebut tidak sesuai dengan kemampuan akademik siswa tersebut. Berarti rapor tidak benar.
Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia Idrus Paturusi menyampaikan, pihaknya masih mengkaji nilai UN sebagai nilai masuk PTN. Namun, kata dia, saat ini sedang dipikirkan melakukan penyaringan hasil seleksi mahasiswa melalui jalur undangan. “Tapi masih dikaji, sehingga UN mempunyai harga untuk dimasukkan sebagai seleksi masuk perguruan tinggi,” katanya.
Idrus menyampaikan, Majelis Rektor sangat mengharapkan bahwa Panitia SNMPTN bekerja semaksimal mungkin untuk mengatasi bocoran atau kelompok yang menginginkan bahwa ada bocoran, joki, dan sebagainya. Diusahakan untuk dieliminasi semaksimal mungkin.
Pendaftaran SNMPTN jalur ujian tertulis akan dimulai pada  tanggal 10-31 Mei 2012. Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman http://ujian.snmptn.ac.id. Tata cara pengisian borang pendaftaran  ujian tertulis dapat diunduh (download) dari laman http://download.snmptn.ac.id mulai tanggal 11 Maret 2012. Biaya pendaftaran seleksi sebanyak Rp 150.000 per siswa untuk kelompok IPA atau kelompok IPS. Dan RP 175.000 per siswa untuk kelompok IPC (IPA+IPS).
Skema jalur masuk PTN tahun 2012 masih sama seperti tahun 2011, yaitu seleksi nasional minimal 60 persen, dan seleksi mandiri 40 persen. Jumlah PTN penyelenggara SNMPTN tahun 2012 bertambah menjadi 61 PTN dari tahun 2011 yang berjumlah 60 PTN. Adapun peserta SNMPTN diperkirakan meningkat sebesar 20 persen dari tahun lalu yang berjumlah 773.900 orang.
Seleksi jalur tertulis akan dilaksanakan dua hari, tanggal 12 dan 13 Juni 2012. Pada tanggal 12 Juni 2012, siswa pelamar akan menjalani tes potensi akademik dan tes bidang studi dasar. Dan tanggal 13 Juni, siswa pelamar akan menjalani tes bidang studi (IPA, IPS, IPC).
Hasil seleksi ujian tertulis akan diumumkan pada 7 Juli 2012 pukul 19.00 WIB melalui lamanhttp://www.snmptn.ac.id.  Informasi resmi lainnya juga dapat diperoleh melalui Twitter SNMPTN: @2012snmptn, Facebook (http://www.facebook.com/group/snmptn), http://halo.snmptn.ac.id, dan call center: 08041450450.
Pada tahun ini, penerimaan mahasiswa dari keluarga miskin tidak hanya melalui jalur undangan, melainkan juga diterima melalui jalur ujian tertulis. (Agung)

Re-Desain Pendidikan Guru


Hasil kajian Re-Desain Pendidikan Profesional Guru atas dasar pengalaman baik (best practice), pemikiran dan diskusi panjang tentang kepaduan aspek akademik-yuridis yang diuji secara akademik telah dilakukan melalui Konferensi Internasional Pendidikan Guru tentang Redesigning Professional Teacher Education yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia pada bulan April 2010. Konferensi tersebut mengkaji berbagai pemikiran para pakar pendidikan guru dari Amerika Serikat, Australia, Eropa, Hongkong, dan pengalaman yang dipelajari dari China, Jepang, Korea, dan Indonesia sendiri. Buah dari hasi kajian panjang itu pada akhirnya melahirkan buku “Re-Desain Pendidikan Profesional Guru” yang ditetapkan melalui SK Senat Akademik UPI No.005/Senat Akd./UPI-SK/X/2010. Buku tersebut akhirnya diluncurkan juga oleh Rektor UPI, Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., sesaat setelah dibukanya Konferensi Internasional Bersama ke-4 antara UPI dan UPSI, Malaysia.
Pendidikan profesi guru yang dianut di Indonesia dalam 50 tahun terakhir menggunakan pendekatan konkuren, sehingga lulusan nonpendidikan yang ingin menjadi guru harus mengambil program akta mengajar dengan menempuh mata kuliah sebanyak 20 satuan kredit semester (sks) dalam kurun waktu satu sampai dengan dua semester. Perubahan mendasar terjadi dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menegaskan bahwa calon guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik S1/DIV, baik dalam bidang pendidikan maupun nonpendidikan, dan mengikuti pendidikan profesi guru. Dalam memenuhi tuntutan perubahan tersebut diperlukan Re-Desain Pendidikan Profesional Guru.
Bertolak dari  kelaziman universal, bahwa dalam setiap profesi yang mengenal adanya pendidikan profesi, seperti dokter, psikolog, dan akuntan, selalu ada dua tahap pendidikan yang harus ditempuh, yaitu pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Pendidikan akademik mengembangkan kompetensi akademik, yang berfungsi untuk menguasai landasan keilmuan bagi praktik profesi. Pendidikan akademik bermuara pada pencapaian kualifikasi akademik yang dinyatakan dalam penganugerahan gelar sarjana (S1/DIV). Pendidikan profesi menekankan pada pembentukan dan penajaman kiat profesional melalui latihan dan penerapan kompetensi akademik melalui praktik yang berlangsung dalam seting otentik.
Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai ruh profesionalisasi pendidik dalam kerangka pikir kelaziman dimaksud,  mesti ditandai dengan: (a) adanya bidang layanan ahli yang unik, yang diakui oleh masyakat dan pemerintah; (b) diperlukan pendidikan yang relatif lama dan sungguh-sungguh untuk menguasai landasan keilmuan (the scientific basis of the arts) dari layanan unik itu; (c) latihan yang sistematis dan terawasi dalam proses latihan untuk menerapkan kiat-kiat (arts) secara nonrutin dan kontekstual di bawah supervisi profesional; serta (d) imbalan yang layak, diikuti dengan tanggung jawab peningkatan profesionalisme secara berkelanjutan.
Dilihat dari esensi profesionalisasi tersebut, makna pendidikan profesi dalam pendidikan guru merupakan pembentukan dan pengasahan kiat-kiat profesional secara berkelanjutan, berupa latihan menerapkan perangkat utuh kompetensi akademik yang dipersyaratkan bagi guru melalui praktik yang berlangsung dalam seting otentik. Dengan demikian, keutuhan Pendidikan Profesional Guru terdiri atas Pendidikan Akademik Guru dan pendidikan profesi guru, baik pendidikan guru melalui pendekatan konkuren maupun pendekatan konsekutif.
Berdasarkan kerangka pikir ini, para calon guru yang berlatar belakang pendidikan dan nonpendidikan harus (a) memiliki kompetensi akademik pendidikan yang sama atau ekuivalen sebelum memasuki pendidikan profesi, dan (b) memiliki standar kompetensi yang sama sebagai guru profesional setelah menyelesaikan pendidikan profesi. Solusi atas diskusi panjang tentang persoalan ini menyelaraskan sisi akademik dan yuridis. Di tingkat Kementerian Pendidikan Nasional sinergi ini dituangkan dalam Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan; dan Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru dalam Jabatan.
Mengarifi kerangka berpikir kepaduan akademik-yuridis, pendidikan profesional guru mengedepankan pendekatan koherensi konseptual-struktural, dan tidak lagi mempersoalkan pendekatan konkuren dan konsekutif. Pemikiran utuh tentang penyelenggaran pendidikan profesional guru tersebut melumatkan pesoalan-persoalan akademik-yuridis dan pendekatan pendidikan profesi guru yang berkepanjangan diperdebatkan. Agar desain pendidikan profesional guru ini mempunyai kekuatan pelaksanaan imperatif diperlukan peraturan berupa Ketetapan Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia tentang Re-Desain Pendidikan Profesional Guru. Ketetapan Senat Akademik ini menjadi pedoman dan sekaligus komitmen sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia dalam memantapkan guru sebagai profesi.

Dukung SNMPTN 2012, Telkom Siapkan Bandwidth 240 Mbps


Jakarta, UPI
Pelaksanaan SNMPTN 2012 didukung dua perusahaan untuk mekanisme pembayaran dan pendaftaran online, yaitu Bank Mandiri dan PT Telkom Indonesia. Tahun ini merupakan tahun ke-3 keikutsertaan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dalam mendukung penyelenggaraan SNMPTN. Di  SNMPTN 2012 ini, Telkom menyediakan bandwidth sebesar 200 Mbps untuk pendaftaran jalur tertulis, dan 40 Mbps untuk pendaftaran jalur undangan. Dengan kapasitas bandwidth tersebut, diharapkan internet bisa diakses secara cepat dalam pendaftaran SNMPTN secaraonline.
Sebagaimana diberitakan www.kemdiknas.go.id, Direktur IT dan Supply PT Telekomunikasi Indonesia, Indra Utoyo mengatakan, Telkom mendukung sepenuhnya program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya pemerataan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini ini Telkom terus melakukan pengembangan infrastruktur berupa jaringan kabel/fiber untuk menyambungkan pulau ke pulau.
“Kami minta maaf untuk perguruan tinggi negeri yang berada di daerah Indonesia timur, karena saat ini masih diusahakan. Telkom menargetkan, pada 2013 mendatang, infrastruktur TIK di Indonesia timur akan rampung,” ujar Indra, saat Grand Launching SNMPTN 2012 di Gedung D Kemdikbud, pada Kamis (19/1/2012).
Sementara itu, dalam rangka mendukung penyelenggaraan SNMPTN 2012, Telkom menyediakan bandwidth sebesar 200 Mbps untuk jalur tertulis. Data center dan server untuk jalur tertulis dikoordinasikan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya. Kemudian untuk jalur undangan, Telkom menyediakan kapasitas 40 Mbps. Data center dan server untuk jalur undangan ini dikoordinasikan Universitas Indonesia (UI).
Telkom juga menyediakan fasilitas call center untuk melayani berbagai pertanyaan atau konsultasi dari para pendaftar SNMPTN. “Call center ini simpulnya di Yogyakarta, dikoordinasikan Universitas Negeri Yogyakarta,” ujar Indra Utoyo.
Untuk menghubungi operator call center, calon mahasiswa bisa menghubungi nomor 08041450450. Selain itu, untuk membantu pendaftar yang tidak memiliki fasilitas internet di rumahnya, Telkom memiliki sekitar 700 Plasa Telkom di seluruh Indonesia sebagai tempat mengakses internet.
Direktur IT dan Supply PT Telekomunikasi Indonesia, Indra Utoyo, kembali menegaskan, Telkom memberikan dukungan penuh pada pelaksanaan pendidikan di negeri ini pada umumnya, dan penyelenggaraan SNMPTN pada khususnya, melalui infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. “Kami memiliki harapan agar sinergi yang baik ini dapat memberikan benefit yang seimbang, antara kementerian, perguruan tinggi, negeri, panitia SNMPTN, dan Telkom,” tutur Indra. (Lian)

Hima Pensatrada Gelar Riksa Budaya Sunda (RBS) 2012

Bandung, UPI. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Mahasiswa Pendidikan Basa jeung Sastra Sunda (Hima Pensatrada) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar “Riksa Budaya Sunda (RBS) 2012”, Kamis dan Selasa, 16 dan 21 Februari 2012 pukul 8.00 s.d. selesai di Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung dan Jalan Merdeka-Gedung Sate. “Kegiatan bertema, Hirup Basana, Hurip Budayana, Dipake Basana, Waluya Budayana juga menggelar pasanggiri yang pendaftarannya mulai dilakukan 15 Januari-15 Februari 2012 di Sekretariat Hima Pensatrada FPBS UPI Jln. Dr. Setiabudi No. 229 Gd. FPBS Baru Lt.2 UPI Bandung. Pendaftar juga bisa melalui e-mailriksabudayasunda2012@gmail.com,” kata Diky Arliana, penanggung jawab, Pupuhu BEM Hima Pensatrada, di Bandung, Sabtu (21/1/2012).


Pendaftaran  Bazaar dilakukan 15 Januari-15 Februari 2012 di  Sekretariat Hima Pensatrada FPBS UPI Jln. Dr. Setiabudi No. 229 Gd. FPBS Baru Lt.2 UPI Bandung Pelaksanaan Pasanggiri dilaksanakan Senin-Jumat (27 Februari-2 Maret 2012)  pukul 8.00 s.d. selesai di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UPI. Sedangkan pelaksanaan Malam Apreasi Seni dilaksanakan Sabtu (3 Maret 2012) pukul 19.00 s.d. selesai di Gedung Amphiteater UPI.


BEM Himpunan Mahasiswa Pendidikan Basa jeung Sastra Sunda (Hima Pensatrada) merupakan organisasi intrauniversiter yang berada di lingkungan Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah (JPBD) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Layaknya sebuah organisasi, BEM Hima Pensatrada memiliki arahan dan tujuan yang ingin dicapai baik secara konstitusional ataupun konvensional.


“Secara konstitusi jelas BEM Hima Pensatrada memiliki tujuan yaitu membangun insan akademis yang kritis, religius dan revolusioner sehingga mempunyai rasa tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan pembangunan nasional,” ujar Diky Arliana.


Secara konvensi, kata dia, mereka memiliki tanggung jawab moral terhadap perkembangan dan penjagaan bahasa, sastra serta aksara daerah atau secara umumnya pengembangan dan penjagaan terhadap budaya daerah. Kedua hal ini yang kemudian menjadi fokus dalam organisasi BEM Hima Pensatrada.


Diky Arliana mengatakan, untuk mencapai tujuan itu, maka pembinaan dan pengembangan dalam segala hal sangat dibutuhkan. Tidak hanya dalam wilayah kemampuan berorganisasi kami bina dan kembangkan, tapi juga wilayah keterampilan serta pembinaan minat dan bakat pun dikembangkan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara konstitusi dan tujuan secara konvensi.


Hal ini terbukti didalam tubuh organisasi BEM Hima Pensatrada yang mana di dalamnya terhimpun beberapa komunitas seni yaitu “Lingkung Seni Sunda” (Lisenda), “omunitas Teater “Sanggar Mahasiswa Basa Sunda” (Sambada), komunitas sastra Turus dan komunitas pecinta alam Keluarga Pecinta Lingkungan Hidup (KPLH) Pancaksuji yang bergerak pada bidang penelitian budaya.


“Untuk memenuhi kemampuan berorganisasi kami memiliki wadah tersendiri di antaranya Pendidikan dan Penalaran (Diklar), Sosial jeung Pengkaji Kebijakan (Sosjak). Adanya pembentukan dalam tubuh BEM Hima Pensatrada merupakan sebuah tarékah untuk memfokuskan diri dalam bekerja sehingga ini menjadi sebuah media untuk mengembangkan kemampuan serta keterampilan baik dalam hal organisasi dan berseni. Lebih jauhnya hal ini diharapkan mampu menjadi media pelestarian, pengembangan serta penjagaan terhadap budaya Sunda,” ujar Diky Arliana.


Adapun bentuk kegiatan yang lebih konkret yang setiap tahun dilaksanakan secara berkelanjutan di antaranya sawala (diskusi), seminar dan loka karya daerah, penelitian, pagelaran bahasa, seni dan budaya, penerbitan buletin Sunda (Buletin Turus), pengabdian pada masyarakat (P2M), helaran (kampanye) memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional dan Riksa Budaya Sunda (RBS).


Penjagaan Kebudayaan Daerah

Diky Arliana menjelaskan, penciptaan kebudayaan Nasional terbentuk dari berbagai komponen yang terhimpun menjadi satu, yakni dari kedudayaan daerah. Sebagai penunjang dan peran yang sangat penting  demi terciptanya tatanan kebudayaan nasional yang kondusif dan produktif, diperlukan penjagaan keberadaan aset kebudayaan daerah itu.


“Perkembangan dan kemajuan zaman telah menggerus jati diri sebagai sebuah bangsa yang memiliki keberagaman budaya daerah yang sarat akan keragaman khas dalam setiap unsurnya. Budaya Sunda sebagai salah satu kebudayaan yang berkembang dan menjadi salah satu komponen kebudayaan nasional, kini telah terkikis sedikit demi sedikit oleh arus globalisasi,” ujar Diky Arliana.


Hal yang paling terlihat dari mulai terkikisnya budaya Sunda adalah semakin jarangnya penggunaan bahasa yang merupakan aspek terkuat dari budaya, digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama di kalangan generasi muda. PBB sebagai Organisasi Negara se-dunia pun telah melihat fenomena ini sebagai sebuah masalah besar, resolusinya dengan mengusung memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetapkan pada tanggal 21 Februari.


“Begitupun dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menanggapi dan mengantisipasi hal tersebut dengan dikeluarkannya Perda Nomor 5  tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah,” kata Diky Arliana.


Untuk menghadapi kondisi di atas, diperlukan peran serta masyarakat di berbagai lapisan, untuk mengambil ranah posisi dalam rangka mewujudkan kelestarian budaya Sunda, yang tercakup di dalamnya bahasa, sastra dan aksara daerah. Juga hal  yang paling bisa diterima masyarakat secara instant melalui kesenian daerah.


“Begitu hal nya dengan kami, BEM Hima Pensatrada FPBS UPI sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang menyadari hal tersebut, dan berusaha untuk berperan serta aktif dalam mewujudkan kelestarian serta penjagaan budaya Sunda sebagai salah satu ranah yang paling penting, dengan sebuah kegiatan yakni Riksa Budaya Sunda (RBS) 2012,” kata Diky Arliana selanjutnya. (WAS)



Selasa, 17 Januari 2012

Belajar dari: Hellen Adams keller


Hellen Adams Keller dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1880 di Tuscumbia, sebuah kota kecil di barat laut Alabama, Amerika Serikat. Anak perempuan dari pasangan Kapten Arthur Henley Keller dan Kate Adam Keller. Sewaktu dilahirkan Helen memiliki penglihatan dan pendengaran yang normal. Kate Keller berpostur tinggi bagai patung pirang dengan mata biru. Ia 20 tahun lebih muda dari suaminya, Kapten Keller, orang Selatan yang loyal yang dengan bangga mengabdi sebagai tentara sekutu selama perang sipil.Rumah yang mereka tinggali sederhana, bercat putih, rumah papan yang dibangun pada tahun 1820 oleh buyut Helen. Saat Helen lahir, keluarganya jauh dari kaya, dengan Kapten Keller yang mencari nafkah sebagai pemilik perkebunan kapas dan editor mingguan sebuah Koran lokal “North Alabamian”. Ibu Helen sebaik pekerjaan yang dilakukannya di perkebunan, ia juga menyimpan uang dari membuat sendiri mentega, lemak babi, bacon, dan ham.

Helen Jatuh Sakit
Tapi kehidupan Helen berubah secara dramatis. Pada Pebruari 1882, saat Helen berusia 19 bulan, ia jatuh sakit. Hingga hari ini, penyakitnya masih merupakan misteri. Dokter-dokter pada zamannya menyebutnya “demam otak”, sedangkan dokter-dokter modern berpendapat bahwa itu mungkin demam jengkering atau radang selaput. Apapun penyakitnya, Helen, untuk beberapa hari diduga akan meninggal. Ketika akhirnya demamnya reda, keluarga Helen bergembira meyakini puteri mereka akan sehat kembali. Namun, ibu Helen memperhatikan bagaimana anak perempuannya gagal merespon ketika bel makan malam berbunyi atau ketika ia melewati tangannya di depan mata putrinya.
Dengan begitu menjadi jelas bahwa penyakit Helen telah membuatnya buta dan sekaligus tuli. Beberapa tahun yang menyusul terbukti sangat berat bagi Helen dan keluarganya. Helen menjadi anak yang sangat sulit, menghancurkan piring-piring dan lampu-lampu dan meneror seluruh anggota keluarga dengan teriakannya dan tingkahnya yang penuh amarah. Para kerabat menganggapnya sebagai monster dan berpendapat bahwa ia harus ditempatkan di sebuah institusi.

Seiring waktu, ketika Helen berusia 6 tahun, keluarganya menjadi putus asa. Setelah melihat Helen membuktikan terlalu banyak bagi mereka, Kate Keller membaca di dalam buku Charles Dickens “Catatan Amerika”, pekerjaan yang fantastis yang dilakukan bersama anak tuli dan buta yang lain, Laura Bridgman, dan melakukan perjalanan ke dokter spesialis di Baltimore untuk meminta saran. Mereka mendapat konfirmasi bahwa Helen tidak akan pernah melihat atau mendengar lagi tapi mengatakan pada mereka agar tidak menyerah, dokter yakin Helen dapat diajari dan ia menyarankan mereka untuk mengunjungi ahli setempat yang menangani masalah anak-anak tuli. Ahli ini adalah Alexander Graham Bell, penemu telepon, Bell sekarng berkonsentrasi atas apa yang ia anggap sebagai panggilan jiwanya yang sejati, mengajar anak-anak tuli.

Alexander Graham Bell menyarankan agar Keller menulis surat ke Michael Anagnos, direktur Institusi Perkins dan suaka bagi yang buta di Massachussets, dan memintanya untuk mencoba mencarikan seorang guru bagi Helen. Michael Anagnos mempertimbangkan kasus Helen dan segera merekomendasikan guru yang dahulu mengajar di institusi itu, wanita itu adalah Anne Sullivan.


Anne Sullivan
Anne Sullivan kehilangan sebagian besar penglihatannya ketika berusia 5 tahun. Pada Oktober 1880, sebelum Anne akhirnya pergi dan mulai memasuki pendidikannya di Institursi Perkins. Pada suatu musim panas selama waktunya di institusi, Anne mendapat 2 kali operasi pada kedua matanya, yang membuatnya mendapatkan cukup penglihatan untuk dapat membaca tulisan secara normal selama periode waktu yang singkat.

Anne lulus dari Perkins pada tahun 1886 dan mulai mencari pekerjaan. Mendapatkan pekerjaan luar biasa sukar untuk Anne, akibat dari penglihatannya yang buruk dan ketika ia mendapat tawaran dari Michael Anagnos untuk bekerja sebagai guru bagi Helen Keller, seorang yang tuli, buta dan bisu, meskipun ia tidak memiliki pengalaman di bidang ini, ia menerimanya dengan senang hati.

Helen Bertemu Anne
Pada 3 Maret 1887 Anne tiba di rumah di Tuscumbia dan untuk pertama kalinya bertemu Helen Keller. Anne segera mulai mengajar Helen mengeja dengan jari. Mengeja kata “boneka” untuk menandai hadiah yang dia bawa untuk Helen. Kata berikutnya yang ia ajarkan pada Helen adalah “kue”. Walaupun Helen dapat mengulangi gerakan-gerakan jari ini, ia tidak dapat sepenuhnya memahami apa artinya. Dan ketika Anne berjuang untuk mencoba membantunya untuk memahami, ia juga mencoba berjuang mengontrol kelakuan buruk Helen yang terus berlanjut.

Anne dan Helen pindah ke sebuah pondok kecil di atas tanah yang masih menjadi bagian dari rumah utama untuk memperbaiki tingkah laku Helen, dengan perhatian khusus atas sikap Helen di meja makan. Helen biasa makan dengan tangannya yang sembarangan mencomot dari piring semua orang yang ada di meja. Anne mencoba memperbaiki sikap Helen di meja makan dan membuatnya menyisir sendiri rambutnya dan mengancingkan sepatunya untuk mengarahkannya lebih dan lebih lagi mengatasi tingkahnya yang penuh amarah. Anne menghukum tingkahnya yang penuh amarah itu dengan menolak “berbicara” dengan Helen dengan tidak mengejakan kata-kata dengan tangannya.

Dalam minggu-minggu yang akan datang, bagaimanapun perilaku Helen mulai ada kemajuan dan ikatan di antara ke-2nya juga bertambah besar. Lalu, setelah sebulan Anne mengajar, apa yang oleh orang-orang pada zamannya disebut sebagai “keajaiban” terjadi.
Sampai saat itu Helen belum juga memahami sepenuhnya arti kata-kata. Ketika Anne menuntunnya ke pompa air pada 5 April 1887, semua itu berubah.
Sewaktu Anne memompa air ke atas tangan Helen, Anne mengeja kata air ke sebelah tangan gadis itu yang bebas. Sesuatu tentang hal ini menjelaskan arti kata-kata itu ke benak Helen, dan Anne segera melihat di wajahnya bahwa Helen akhirnya mengerti.

Helen lalu menceritakan kejadian itu:
“Kami berjalan menuruni jalanan ke rumah, ditarik oleh aroma sarang lebah yang tertutup. Seseorang menggambar air dan guruku menempatkannya di bawah tanganku sesuatu yang memancar. Sewaktu arus dingin yang memancar, di atas sebelah tanganku yang lain guruku mengeja kata air, awalnya lambat, lalu diulangi lagi. Aku masih berdiri, seluruh perhatianku terpusat pada gerakan-gerakan tangannya. Tiba-tiba aku merasa kesadaranku yang berkabut akan sesuatu yang telah terlupakan, suatu ingatan yang mendebarkan kembali, dan bagaimana misteri dari bahasa terungkap olehku.”

Helen segera meminta pada Anne nama dari pompa untuk diejakan di atas tangannya dan kemudian nama dari terali. Sepanjang jalan pulang ke rumah Helen belajar nama dari segala sesuatu yang disentuhnya dan juga menanyakan nama untuk Anne. Anne mengeja kata “Guru” ke atas tangan Helen. dalam beberapa jam berikutnya Helen belajar mengeja 30 kata-kata baru.

Kemajuan Helen sejak saat itu mencengangkan. Kemampuannya untuk belajar maju pesat melampaui dari apa yang pernah dilihat orang lain sebelumnya dalam diri seseorang yang tanpa penglihatan atau pendengaran. Tak terlalu lama sebelum akhirnya Anne mengajar Helen untuk membaca, pertama-tama dengan huruf timbul, lalu dengan Braille, dan menulis dengan mesin tik biasa dan mesin tik Braille.

Michael Anagnos tetap mempromosikan Helen, satu dari banyak artikel yang ia tulis menyatakan bahwa “ia adalah sebuah fenomena.” Artikel ini menuntun ke dalam suatu gelombang publisitas tentang Helen dengan foto ia sedang membaca Shakespeare atau membelai anjingnya yang muncul dalam surat-surat kabar nasional.

Helen menjadi terkenal, dan yang lebih baik lagi ketika mengunjungi Alexander Graham Bell, ia mengunjungi Presiden Cleveland di White House. Pada 1890 ia tinggal di Institusi Perkins dan diajar oleh Anne. Di bulan Maret tahun itu Helen bertemu Mary Swift Lamson yang dalam tahun-tahun berikutnya mencoba mengajar Helen berbicara. Ini adalah sesuatu yang sangat diinginkan Helen dan meskipun ia belajar memahami apa yang orang lain katakan melalui meraba bibir dan tenggorokan mereka, usahanya untuk berbicara terbukti di tahap ini tidak berhasil. Hal ini lalu bertalian dengan fakta bahwa pita suara Helen sebelumnya tidak dilatih dengan semestinya untuk diajari berbicara.

Raja Embun Beku
Pada 4 November 1891, Helen mengirimi Michael Anagnos sebuah hadiah ulang tahun berupa cerita pendek yang ia tulis berjudul “The Frost King” (Raja Embun Beku). Anagnos sangat senang dengan ceritanya hingga ia segera mempublikasikannya dalam sebuah majalah yang disambut sebagai karya yang cukup penting dalam sejarah sastra.

Namun, segera didapati bahwa cerita Helen sama dengan salah satu cerita yang ditulis Margaret Canby yang berjudul “The Frost Fairies (Peri Embun Beku). Hal ini pada akhirnya mengakhiri pertemanan Helen dan Anne dengan Michael Anagnos. Michael merasa ia telah dibuat kelihatan bodoh oleh apa yang ia anggap sebagai penipuan oleh Helen.

Diadakan sebuah investigasi dan didapati bahwa Helen sebelumnya telah membaca cerita itu beberapa tahun sebelumnya dan kelihatan jelas mengingatnya.

Helen selalu mengklaim bahwa ia tidak mengingat cerita yang aslinya dan selalu diingat bahwa Helen pada waktu itu masih berusia 11 tahun, bagaimanapun, kejadian ini menciptakan kerutan yang tidak akan pernah pulih antara Helen, Anne dan Anagnos. Hal itu juga menciptakan keraguan besar dalam pikiran Helen, apakah semua pemikiran-pemikirannya benar-benar berasal dari dirinya.

Pada tahun 1894 Helen dan Anne bertemu John D. Wright dan Dr. Thomas Humason yang berencana untuk mendirikan sebuah sekolah untuk mengajar berbicara orang-orang yang tuli di New York. Helen dan Anne sangat bersemangat atas rencana ini dan kepastian dari dua pria itu bahwa kemampuan Helen berbicara dapat diperbaiki sehingga membuat mereka lebih bersemangat. Dengan begitu Helen setuju untuk menghadiri sekolah Wright Humason bagi tuna rungu.
Sayangnya kemampuan bericara Helen tidak pernah benar-benar diperbaiki, hanya berupa suara-suara yang hanya Anne dan lainnya yang sangat dekat dengannya yang dapat mengerti.

Helen Memasuki Perguruan Tinggi Radcliffe
Helen pindah ke Cambridge, sekolah bagi gadis-gadis muda pada tahun 1896 dan di musim gugur tahun 1900 memasuki Perguruan Tinggi Radcliffe, menjadi orang bisu tuli pertama yang pernah mengikuti institusi pembelajaran yang lebih tinggi.

Hidup di Radcliffe sangat sulit bagi Helen dan Anne dan jumlah kerja yang sangat besar turut menyebabkan memburuknya penglihatan Anne. Selama waktu mereka di perguruan tinggi, Helen menulis tentang hidupnya. Dia menulis cerita dengan mesin tik Braille dan mesin tik biasa sekaligus. Pada saat inilah Helen dan Anne bertemu John Albert Macy yang menolong mengedit buku Helen yang pertama “The Story of My Life” – ‘Kisah Hidupku’, yang diterbitkan pada tahun 1903 dan meskipun pada awalnya kurang baik, kemudian sejak itu menjadi sesuatu yang klasik.

Pada 28 Juni 1904 Helen lulus dari Perguruan Tinggi Radcliffe, menjadi orang bisu tuli pertama yang mendapat gaji dengan gelar seni. John Macy menjadi teman baik Helen dan Anne dan pada Mei 1905 John dan Anne menikah. Nama Anne sekarang berubah menjadi Anne Sullivan Macy. Mereka bertiga tinggal bersama di Wrentham, Massachussets, dan selama waktu ini Helen menulis “The World I Live In” – ‘Dunia yang Kutinggali.’ Menampakkan waktu pertama kali pemikiran-pemikirannya tentang dunianya. Juga selama waktu ini John Macy memperkenalkannya ke dunia baru dan cara revolusioner untuk melihat dunia. Dan pada 1909 Anne menjadi anggota partai Sosialis di Massachussets. Pada 1913 “Out of The Dark – Keluar dari Gelap” dipublikasikan. Ini adalah sebuah seni essai sosialisme dan berdampak pada tenggelamnya imej Helen terhadap publik.


Helen Mengadakan Tur Dunia
Helen dan Anne mengisi tahun-tahun ini dengan mengadakan tur, memberikan ceramah, berbicara tentang pengalaman-pengalamannya dan kepercayaannya pada banyak orang yang terpikat mendengarnya. Apa yang ia katakan diterjemahkan kalimat demi kalimat oleh Anne Sullivan dan diikuti oleh sesi tanya jawab.

Meski Helen dan Anne menghasilkan kehidupan yang baik ceramah-ceramah mereka, pada 1918 permintaan ceramah untuk Helen berkurang dan mereka melakukan tur dengan hati yang lebih bercahaya sandiwara Vaudeville, yang mendemonstrasikan pemahaman Helen yang pertama atas kata ‘air’. Sandiwara ini sukses besar sejak penampilan perdana, salah satu ulasan diantaranya berbunyi sebagai berikut:
“Helen Keller menaklukkan, dan Senin sore, penonton di istana, satu dari kritikus terkritis dan tersinis di dunia, adalah dirinya.”

Pada waktu ini mereka juga ditawarkan kesempatan membuat sebuah film di Hollywood dan mereka menangkap kesempatan ini, ”Deliverance – Pembebasan”, cerita hidup Helen dibuat. Helen, bagaimanapun, tidak senang dengan keglamoran pada filmnya dan sayangnya terbukti tidak menghasilkan sukses finasial seperti yang mereka harapkan.

Penampilan vaudeville berlanjut dengan Helen menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam skala luas tentang hidupnya dan pandangan politiknya dan Anne menerjemahkan jawaban-jawaban Helen untuk para hadirin yang terpikat.
Pendapatan mereka meningkat hingga $2000 dalam seminggu, patut diperhitungkan pada waktu itu. Pada tahun 1918 Helen, Anne dan John pindah ke Forest Hills di New York. Helen memakai rumah baru mereka sebagai markas atas tur penggalangan dananya bagi institusi tuna netra Amerika. Ia tidak hanya mengumpulkan uang, tapi juga berkampanye tanpa mengenal lelah untuk meringankan kondisi kehidupan dan pekerjaan orang-orang tuna netra yang pada waktu itu biasanya dididik dengan buruk dan tinggal di rumah sakit. Usaha kerasnya adalah faktor utama yang merubah kondisi-kondisi ini.

Ibu Helen, Kate meninggal pada 1921 karena penyakit yang tak diketahui dan hal ini menjadikan Anne sebagai satu-satunya orang yang terus menerus ada pada kehidupan Helen. Namun pada tahun yang sama Anne jatuh sakit lagi dan ini diikuti pada tahun 1922 oleh bronchitis akut yang membuat Anne tak dapat bicara lebih dari berbisik dan dengan begitu membuatnya tidak mampu lagi bekerja dengan Helen di panggung. Pada waktu ini, Polly Thomson, mulai b ekerja pada Helen dan Anne pada 1914 sebagai sekretaris, mengambil peran menjelaskan apa yang dimaksud Helen kepada publik teater.

Mereka juga menghabiskan banyak waktu mengadakan tur dunia menggalang dana bagi orang-orang tuna netra. Pada 1931 mereka bertemu Raja George dan Ratu Mary di Istana Buckingham yang mengungkapkan bahwa mereka sangat terkesan dengan kemampuan Helen untuk memahami apa yang orang katakan dengan meraba.

Sedangkan kesehatan Anne semakin memburuk dan dengan berita meninggalnya John Macy pada 1932, meski pernikahan mereka tidak bertahan beberapa tahun sebelumnya, nyawanya akhirnya tak tertolong. Anne meninggal pada 20 Oktober 1936.

Setelah Anne meninggal, Helen dan Polly pindah ke Arcan Ridge, di Westport, Connecticut, yang menjadi rumah Helen hingga akhir hidupnya.

Setelah Perang Dunia II, Helen dan Polly menghabiskan bertahun-tahun melakukan perjalanan keliling dunia menggalang dana untuk yayasan di Amerika untuk tuna netra di luar negri. Mereka mengunjungi Jepang, Australia, Amerika Utara, Eropa dan Afrika.

Sambil lalu selama waktu ini Helen dan Polly belajar bahwa api yang merusakkan rumah mereka di Arcan Ridge. Meskipun rumah itu akan dibangun kembali, sebaik apapun kenang-kenangan yang Helen dan Polly rasakan kehilangannya juga merusakkan buku Helen yang terakhir yang telah dikerjakannya tentang Anne Sullivan yang berjudul “Guru.”

Juga selama waktu ini kesehatan Polly Thomson mulai memburuk, sementara itu di Jepang ia mengalami strok ringan. Dokter menyatakan Polly untuk berhenti mengikuti tur yang terus menerus yang ia jalani bersama Helen, dan meskipun awalnya hal ini sedikit memperlambat mereka, turnya dilanjutkan sekali lagi setelah Polly pulih.

Pada tahun 1953 sebuah film dokumenter “Tak Terkalahkan” dibuat yang mengisahkan kehidupan Helen, film ini memenangkan Academy Award sebagai film dokumenter terbaik. Hal ini bersamaan waktunya dengan Helen mulai mengerjakan lagi bukunya “Guru” 7 tahun setelah buku aslinya musnah, buku ini akhirnya diterbitkan pada tahun 1955.

Polly Thomson terserang stroke lagi pada tahun 1957, ia tidak pernah benar-benar pulih dan akhirnya meninggal pada tanggal 21 Maret 1960. Abunya disimpan di Katedral Nasional di Washington DC bersebelahan dengan abu Anne Sullivan. Perawat yang dibawa untuk merawat Polly dalam tahun-tahun terakhir hidupnya, Winnie Corbally, yang kemudian merawat Helen sampai tahun-tahun terakhir hidupnya.


Pekerja Ajaib

Pada tahun 1957 “Pekerja Ajaib” pertama kali dipertontonkan. Sebuah drama yang memotret kesuksesan pertama Anne Sullivan berkomunikasi dengan Helen kecil, pertama kali ditampilkan sebagai tayangan di televisi di Amerika Serikat.

Pada tahun 1959 ditulis ulang untuk dipentaskan di Broadway dan mendapat sambutan hangat. Kesuksesannya berlangsung selama hampir 2 tahun. Pada tahun 1962 drama ini diangkat ke dalam sebuah film dan aktris-aktris yang memerankan Anne dan Helen, keduanya menerima Oscar atas peran mereka.

Helen pensiun dari kehidupan publik
Pada Oktober 1961 Helen mengalami serangan stroke pertama dari serangkaian stroke yang ia alami dan membuatnya menarik diri dari publik. Ia menghabiskan tahun-tahun yang tersisa dirawat di rumahnya di Arcan Ridge.

Tahun-tahun terakhir hidupnya bagaimanapun bukannya tanpa kesenangan dan pada tahun 1964 Helen dianugrahi medali kemerdekaan, penghargaan tertinggi yang diberikan negara kepada penduduk sipil, diserahkan oleh Presiden Lyndon Johnson. Setahun kemudian ia terpilih menjadi salah satu wanita yang diabadikan di Hall of Fame di sebuah pameran dunia di New York.

Pada 1 Juni 1968 di Arcan Ridge, Helen Keller meninggal dengan damai dalam tidurnya. Jenazahnya dikremasi di Bridgeport, Connecticut dan sebuah jasa pemakaman mengatur agar guci abunya ditempatkan di Katedral Nasional di Washington yang lalu diletakkan bersebelahan dengan abu Anne Sullivan dan Polly Thomson.

Warisan Helen
Hari ini tempat peristirahatan terakhir Helen adalah makam yang populer di kalangan turis dan plakat perunggu didirikan untuk memperingati hidupnya berikut dengan ukiran yang ditulis dalam huruf Braille:

“Helen Keller dan sahabat tersayangnya Anne Sullivan Macy terkubur di Columbarium di belakang kapel ini”

Begitu banyak orang yang mengunjungi kapel dan menyentuh titik-titik huruf Braille itu, sehingga plakat itu sudah diganti 2 kali.

Jika Helen Keller terlahir hari ini, hidupnya tak diragukan akan sepenuhnya berbeda. Mimpinya selama masih hidup untuk dapat berbicara, suatu hal yang ia tak pernah dapat menjadi ahlinya. Hari ini metode pengajaran telah ada yang dapat menolong Helen untuk mewujudkan mimpi ini. Apa yang akan dilakukan Helen dengan teknologi yang tersedia hari ini bagi orang-orang tuna netra dan tuna rungu? Teknologi yang memampukan orang-orang tuna netra dan tuna rungu, seperti Helen untuk berkomunikasi secara langsung dan mandiri, dengan setiap orang di dunia.

Helen Keller mungkin tidak secara langsung bertanggung jawab atas pembangunan teknologi ini dan metode pengajarannya. Tapi dengan pertolongan Anne Sullivan, melalui tulisan-tulisannya, ceramah-ceramahnya dan cara ia menjalani hidupnya, ia telah menunjukkan kepada jutaan orang bahwa cacat bukanlah akhir dari dunia.

Dalam kata-kata Helen sendiri:
“Publik harus belajar bahwa orang buta bukanlah seorang jenius atau aneh atau idiot. Dia memiliki pikiran yang dapat diedukasi, tangan yang dapat dilatih, ambisi-ambisi yang adalah benar baginya untuk bekerja keras mewujudkannya dan adalah tugas publik untuk menolongnya menjadikan dirinya yang terbaik bagi dirinya jadi ia dapat memenangkan cahaya melalui bekerja”

Kisah Helen Keller
Mereka merampas apa yang seharusnya adalah mataku
(Tapi aku mengingat Milton’s paradise)
Mereka merampas apa yang seharusnya adalah telingaku
(Beethoven datang dan menghapus air mataku)
Mereka merampas apa yang seharusnya adalah lidahku
(Tapi aku dapat berbicara dengan Tuhan ketika aku masih muda)
Tuhan tidak akan membiarkan mereka merampas jiwaku.
Memilikinya, aku masih memiliki seluruhnya.

Helen Keller
Pada mulanya?, pompa air hitam di sebuah kota kecil di selatan Tuscumbia, Alabama, salah satu dari tempat-tempat di mana keajaiban dunia berada. Ini dimulai pada suatu hari yang cerah, suatu hari di musim semi di tahun 1887. Segumpal awan putih melayang di atas kepala dengan latar belakang langit biru, ketika burung-burung menggelepar melewati pohon oak dan bunga-bunga maple meloncat keluar dari tanah yang subur dalam barisan warna semuanya tak terdengar dan tak terlihat oleh seorang gadis cantik berumur 7 tahun.

Berdirilah Helen Keller dengan kebutaan total dan ketuliannya, di sampingnya adalah seorang wanita muda, Anne Sullivan. Nona Sullivan dengan mantap memompa air dingin ke salah satu tangan gadis itu sementara ke tangan yang satunya ia berulang kali menuliskan tiga huruf dalam kode alfabet – pertama-tama perlahan lalu semakin cepat. Pemandangan itu berulang, lagi dan lagi ketika Helen kecil dengan sangat tekun berjuang untuk mematahkan dunianya yang bisu.

Tiba-tiba sinyal itu melewati kesadaran Helen dengan sebuah makna. Ia tahu “a-i-r” berarti sesuatu yang dingin yang mengalir di tangannya. Kegelapan menjadi lumer dari pikirannya bagaikan es yang demikian banyak luruh di suatu hari yang cerah di bulan Maret itu. Ketika senja tiba, Helen telah mempelajari 30 kata.

Helen Adams Keller terlahir sehat pada 27 Juni 1880, putri dari Kapten Arthur H dan Kate Adams Keller di Tuscumbia. Ketika usianya masih 19 bulan, ia diserang penyakit yang parah yang menyebabkan kebutaan dan tuli.

Pada usia 6 tahun, setengah liar, gadis buta dan tuli itu dibawa oleh orang tuanya untuk menemui Dr. Alexander Graham Bell. Karena kunjungannya, Helen disatukan dengan gurunya, Anne Mansfield Sullivan pada 3 Maret 1887. setelah terobosan Helen yang ajaib dengan pompa air yang sederhana, ia terbukti sangat berbakat hingga ia segera dapat mempelajari alfabet dengan mengejanya di jari-jarinya dan dalam waktu singkat sesudahnya dapat menulis. Pada akhir Agustus, dalam waktu 6 bulan saja, ia telah mengetahui 625 kata.

Pada usia 10 tahun, Helen telah ahli menggunakan huruf Braille sebaik dengan huruf manual dan bahkan belajar menggunakan mesin tik. Seiring waktu ketika berusia 16 tahun, Helen dapat berbicara cukup baik untuk pergi ke sekolah persiapan dan ke perguruan tinggi. Pada tahun 1904, ia lulus dengan predikat “cum laude” dari Perguruan Tinggi Radcliffe. Gurunya tinggal bersamanya selama tahun-tahun itu, menerjemahkan ceramah-ceramahnya dan kelas diskusi baginya. Helen Keller, dari seorang gadis kecil, menjadi salah satu dari wanita yang luar biasa dalam sejarah. Ia mendedikasikan hidupnya untuk memajukan kondisi orang-orang buta dan buta-tuli di dunia, memberi ceramah di lebih dari 25 negara di 5 benua utama. Di manapun dia muncul, dia membawa keberanian baru bagi jutaan penyandang tuna netra.

Gurunya, Anne Sullivan diingat sebagai “pekerja ajaib” atas dedikasinya selama hidupnya, kesabaran dan cintanya kepada gadis selatan yang setengah liar yang terperangkap dalam dunia penuh kegelapan.